4+ Khotbah Pernikahan Kristen di Gereja/Gedung Terbaru 2023

KEUTUHAN HIDUP SEBAGAI SUAMI-ISTERI (Petrus 3 : 1-7)

Saudara-saudara yang dikasihi Tuhan, Memasuki jenjang pernikahan sebagai prasyarat bagi terbentuknya sebuah keluarga yang baru dan sah merupakan sebuah momen yang selalu diimpikan oleh setiap orang dalam hidupnya, khususnya bagi yang belum menikah. Oleh karena itu, setiap saat, banyak orang yang berkhayal, bergumul dan berencana agar momen-momen seperti itu juga boleh dialaminya, dan tidak terlewatkan dalam hidupnya.

Dan dapat dipastikan bahwa dalam setiap harinya, selalu saja ada pasangan yang meresmikan status pernikahannya di muka bumi ini. Adapun mekanisme proses yang dilaluinya tentunya berbeda-beda sesuai dengan prinsip-prinsip nilai budaya dan keyakinan masing-masing orang yang dianutnya. Ada pasangan nikah yang mampu mempertahankan keutuhan rumah tangganya dan menikmati kebahagiaan, namun ada juga yang hanya bertahan sesaat, kemudian cerai karena ternyata hubungan yang dibangunnya sebelum menikah hanya digiring oleh buaian dongeng-dongeng cinta yang palsu.

Menyadari kenyataan praktek hidup yang terjadi dalam pernikahan demikian, Rasul Petrus merasa tertantang dan bertanggung jawab untuk memberikan pemahaman tentang prinsip iman yang harus dipahami, dipegang teguh dan dipraktekkan oleh setiap pasangan kristen agar mampu menjaga kekudusan pernikahannya dan hidup senantiasa dalam keutuhan rumah-tangga sebagai suami-isteri yang sah. Dalam hal ini, masing-masing pihak; suami maupun isteri dituntut untuk berperan aktif dan bertanggung jawab dalam mengupayakan keutuhan hidup dalam rumah-tangganya.

Baca juga: 50 Ayat Alkitab Tentang Pernikahan Bagi Umat Kristiani

1. Seorang isteri harus berusaha memenangkan suaminya (1-6)
Seorang isteri diharapkan mampu melayani suaminya dengan kasih yang murni dan penuh kesalehan berdasarkan firman Tuhan agar dapat memenangkannya hati suaminya di dalam Kristus. Secara jasmani, seorang isteri memang lemah dibanding suami, namun justru di balik kelemah-lembutannya sebagai perempuan, setiap isteri yang takut kepada Tuhan dikaruniai suatu kekuatan yang sangat besar. Oleh karena itu, dengan kekuatan cintanya-kasihnya yang besar dan mulia, seorang isteri dapat menempatkan dirinya secara benar untuk mendampingi dan menopang tanggung jawab kepemimpinan suami sebagai imam dan kepala dalam keluarga.

Seorang isteri harus mampu merawat dan menjaga kecantikan dirinya; namun yang dimaksud bukan semata kecantikan lahiriah melainkan yang utama adalah kecantikan batiniah. Perhiasan yang terlalu mencolok bertentangan dengan sikap kesederhanaan yang diinginkan oleh Allah. yang dinilai oleh Allah di dalam diri setiap isteri dari keluarga Kristen adalah sikap yang lemah lembut, yang berusaha untuk memuliakan Dia dengan menyerahkan dirinya untuk menolong suami dan keluarganya mencapai kehendak Allah dalam hidup mereka.

2. Seorang suami harus hidup bijaksana dan menghormati isterinya (ay.7)
Dalam hal ini, seorang suami dituntut untuk senantiasa hidup bijaksana dan penuh pengertian, hidup dengan isterinya di dalam kasih yang selaras dengan firman Tuhan. Seorang suami harus menghormati isterinya sebagai teman pewaris yang setara dari kasih karunia dan keselamatan Allah. Isteri harus dihormati dan dilindungi. Menghormati berarti menerima pasangannya sebagaimana adanya dan membantunya bertumbuh sesuai yang Allah kehendaki.

Rasul Petrus menunjukkan bahwa seorang suami yang gagal hidup bersama isterinya dalam cara penuh pengertian dan penghormatan sebagai sesama anak Allah, akan merusak hubungannya dengan Allah. Dan itu berarti ia menciptakan suatu penghalang bagi doa-doanya di hadapan Allah.

Saudara-saudara yang dikasihi di dalam Tuhan, Dengan belajar dari Firman Tuhan tersebut, kita dapat memahami dimensi rohani yang sangat dalam tentang arti sebuah pernikahan. Sehingga kita senantiasa dibimbing untuk menempatkan kehidupan kita sebagai kehidupan yang sungguh-sungguh berkenan di hadapan Tuhan, khususnya melalui peran kehadiran dalam tanggung jawab kita sebagai suami maupun isteri dalam keluarga. Ketika perjalan hidup dalam pernikahan terasa berat, setiap pasangan tidak serta merta menjadikannya sebagai alasan untuk melepas dan membuang cintanya, tetapi justru disitulah ia dituntut untuk bertahan dalam menyelesaikannya dengan mengandalkan pertolongan Tuhan.

Tidak ada seorangpun yang berada dalam posisi yang lebih dekat dan lebih baik untuk memenangkan seseorang pada Kristus, kecuali pasangan hidupnya sendiri. Sebab hubungan suami isteri adalah sebuah hubungan yang paling pertama dan yang tertua yang diciptakan oleh Allah. Allah jugalah yang telah merencanakan dan memberkati hubungan pernikahan tersebut dan berjanji untuk menjaganya. Oleh karena itu, Allahlah, di dalam Kristus Yesus satu-satunya menjadi dasar yang kokoh bagi terbentuknya sebuah keluarga. Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain daripada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.

Hakikat janji yang diucapkan dalam setiap pemberkatan nikah ialah penyerahan diri secara tulus antara satu dengan lainnya. Alkitab berkata,”Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.” Menjadi satu daging dalam pernikahan bukanlah suatu pelepasan pribadi dan hak-hak pribadi kedua belah pihak, tetapi justru memperkaya kepribadian keduanya menjalani kehidupan rumah tangga yang sesungguhnya; yaitu dalam keutuhan hidup sebagai suami-isteri. Amin!


Itulah tadi beberapa contoh khotbah pernikahan Kristen di gereja terbaru yang biasa disampaikan ketika sedang menyelenggarakan sebuah pernikahan di gereja, hal ini pun tentunya menjadi salah satu cara untuk membuatnya terasa lebih damai akan berbagai siraman Rohani.

Dengan banyaknya pengunjung yang datang dalam acara pernikahan Kristen, tentu harus membuatnya menjadi terasa nyaman dan tenang. Salah satu caranya yakni menyampaikan khutbah menggunakan bahasa lebih mudah dimengerti dan dipahami.

Irwin Day

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

error: Konten dilindungi !!