7+ Puisi Tentang Kekeringan / Kemarau yang Indah & Terbaru 2023

Puisi Tentang Kekeringan Terbaru dan Terbaik 2023 – Kekeringan merupakan salah satu bencana yang datangnya ditandai dengan keadaan kurangnya pasokan air dalam suatu wilayah dalam jangka waktu cukup panjang bahkan selama beberapa tahun, kondisi ini akhirnya memberikan berbagai dampak pada kehidupan khususnya lingkungan manusia.

Menurut sebuah sumber menyebut bahwa kekeringan adalah hubungan antara ketersediaan air belum mencukupi kebutuhan air untuk hidup, ekonomi dan juga lingkungan sekitar. Biasanya akan sering muncul ketika curah hujan di bawah rata-rata dan tidak kunjung turun hujan.

Penyebab utamanya yakni disebabkan karena musim kemarau berkepanjangan. Jika kondisi ini parah maka sudah bisa dikategorikan sebagai bencana alam, bahkan ketika suatu wilayah tersebut sudah terdampak pada kehilangan sumber pendapatan akibat kematian ekosistem dan gagal panen.

Puisi tentang kekeringan menunjukkan betapa fenomena ini sebenarnya sudah sering terjadi di dunia tak terkecuali di Indonesia. Bahkan bencana ini juga menimbulkan korban jiwa, kerugian harta, kerusakan lingkungan hingga memberikan dampak psikologis karena sudah mengganggu ekonomi.

Baca juga: Doa Kristen Saat Kekeringan

Puisi Tentang Kekeringan

ilustrasi kekeringan
ilustrasi kekeringan

Kekeringan ini berhubungan dengan curah hujan di bawah rata-rata. Untuk itu, tidak ada salahnya jika Anda memiliki pasokan air sebagai cadangan ketika memasuki musim kemarau dalam waktu lama.

Berikut ini beberapa contoh puisi tentang kekeringan yang bisa Anda baca dan pahami untuk lebih memahami terjadinya fenomena alam mini, tentu terasa sangat merugikan terlebih jika tidak ada bantuan dari pihak tertentu khususnya pemerintah.

Judul: Musim Kemarau Dua Bulan

Karya: Rayhandi

Detik memacu berlalu
Mencekam suara hingga menjerit di sudut leher
Kering kerontang tanpa ranting
Setetes airpun tidak.

Semua berlalu bagai lagu
Waktu seakan menjadi pengiring masa
Tak terasa dua bulan sudah kita berpijak
Berpijak di tanah gersang ini.

Air dari langit tak setetes juga turun
Hanya debu dan kering yang melukis
Bingkai hati meriak kering
Ingin meneguk dahaga itu.

Semuanya masih kering
Semuanya masih gersang
Semuanya masih menjadi baris
Semuanya masih sama, termasuk kering.

Judul: Kemarau Mengguncang Bumi

Karya: Masayu Sechmaida

Kemarau bertandang kewajah bumi
Sengatan mentari melumat seri
Senyum kerontang suhu meninggi
Pawana menebarkan debu polusi

Daun daun menguning gugur berserakan
Padang ilalanģ mengering tikam kesejukan
Pudar gemericik gemuruh air sentuh bebatuan
Rentang kemarau di penghujung tahun

Ambigu musim membuncah nestapa
Bumi kering mengguncang bencana
Tersambut ganas terjangan tsunami samudra
Penandas kemarau menoreh duka nusantara

Jerit histeris insan berbaur sengak aroma
Sambut mayat-mayat bergelimpangan sahaja
Tuhanku, hapuskanlah kemarau yang meluka
Turunkanlah hujan keberkahan penyejuk buana

Bandar Lampung
21 Oktober 2018

Judul: Menunggu Hujan

Karya: Rayhandi

Ku tunggu hingga aku lelah memangku
Kuteguk kesabaran hingga akar terakhir
Demi satu urat penantian panjang
Hingga aku muak dan putus asa.

Namun duri tetaplah duri
Meski ia bersanding dengan mawar
Manusia tetaplah manusia
Meski ia teramat sempurna.

Ku tunggu langit hitam di lembah senja
Menunggu bunga bunga senja memejam lelah
Kulihat ke ceruk langit
Ku berkata “Kapan hujan turun”

Dan hingga sajak ini kau baca
Kekeringan masih setia bergelayut
Masih menjadi bayangan hitam
Memantul menujuk asa.

Judul: Bila Kemarau Datang

Karya: Rayhandi

Bila kemarau datang
Semua bayang memeluk alang
Kering kerontang disini disana
Pohon di ladang menjerit pilu.

Bila kemarau datang
Mahkluk menghamba setetes air
Leher kering menampung dahaga
Debu terbang bermain angin.

Bila kemarau datang
Sawah dan sungai sekarat
Air seakan menjadi emas
Air seakan tumpukan harta karun.

Bila kemarau datang
Ranting ranting menjadi saksi
Bahwa air tidakpernah lagi menyentuh bumi
Enggan mungkin karna dosa menggunung.

Judul: Puisi Kemarau

Oleh: NN

Daun menguning
Kering meranggas
Seperti suara hati yang pilu
Desau angin
Terdengar sumbang
Mengantar resahnya hari

Terik mentari
Membakar hati
Bersama harap
Yang tercurah lewat puisi
Kemarau kau datang lagi

Judul: Musim Kemarau

Karya: Beni Guntarman

Ribuan dedaun layu dan kering telah gugur
Walau tiada tanda kehidupan di jalan setapak
Terdengar bunyi gemertik ranting kering patah
Ditiup angin kemarau yang menderu marah

Bunga-bunga tak kukenal hanyut di air sungai
Ada langit di dasar sungai dangkal nan jernih
Kupikir cuma burung yang bisa menghiasnya
Ikan pun bisa berenang tenang di langit senja

Bertelekan pada tongkat kulanjutkan langkah
Menuju pondok tua yang kini semakin miring
Depan pintu sarang laba-laba terbentang lebar
Sunyi, kurindukan tempat ini untuk merenung

Judul: Kerinduan Hujan

Oleh: Naylisti

Waktu bertanduk
Panas menjegal
Dan kurindukan
Kemarau menghilang

Penantian hujan
Dalam kerinduan
Membingkai cermin
Dari kelabunya awan

Datanglah rinai
Kusambut pasi parasmu
Bening yang lama kutunggu
Hadirlah dalam tetesan

Setitik demi setitik
Perlahan-lahan memetik
Tiraikanlah kabutmu
Menjadi segumpal rintik

Hujan…
Kurindukan warna patahmu
Ingin kurangkai kelambu derai
Dari sebingkai mega berurai

Judul: Kemarau Di Pedesaan

Karya: Rayhandi

Daun kering di tiup angin semesta
Di bawa tepat ke akar julang
Masih kering di desa ini
Hujan masih belum sudi turun mengguyur.

Desa ini sangat hampa dan gersang
Pohon pohon besar dan semak menguning sesak
Ribuan daun gugur jatuh ke kalang tanah
Menjadi tiada bersama tanah.

Ternak dan anak anak menjerit haus
Berteriak seakan duri menusuk
Tiada henti hingga suara hilang di telan angin
Masih kering, dan masih kemarau.

Sumur sumur kosong tanpa air
Raib seakan di telan semesta
Salah siapa ini?
Tentu saja dosa kotor di dalam dada.

Baca juga:


Itulah tadi beberapa puisi tentang kekeringan yang menunjukkan beberapa dampaknya khususnya terhadap lingkungan, banyak ekosistem terganggu sehingga secara tidak langsung akan mengganggu perekonomian warga setempat apabila sudah terdampak ke sektor pertanian hingga perkebunan.

Untuk itu, jika daerah Anda memang rentan mengalami kekeringan, pastikan untuk mengetahui bagaimana cara preventif menanganinya. Mengingat bahwa bencana alam satu ini dianggap sebagai momen tahunan bagi beberapa wilayah tertentu.

Bayu

Segala sesuatu memiliki kesudahan, yang sudah berakhir biarlah berlalu dan yakinlah semua akan baik-baik saja.

error: Konten dilindungi !!