6 Renungan Kristen Tentang Menempati Rumah Baru

Renungan kristen tentang menempati rumah baru – Tempat yang paling nyaman untuk pulang setelah melalui banyak aktivitas berat adalah rumah. Maka saat seseorang mendapatkan rumah baru, hal itu bisa jadi adalah pencapaian terbesarnya. Seseorang tentu telah melakukan perjuangan serta pengorbanan besar. Saat berpindah, akan banyak sekali urusan yang harus menjadi perhatian.

Rumah-rumah baru yang akan mempunyai penghuni tentu harus mempersiapkan sejumlah hal supaya nyaman. Mulai dari tempat tidur, furniture, serta penataan dekorasi supaya memberikan kesan penuh keindahan.

Dalam sebuah perenungan tentang rumah baru, seseorang akan lebih merasakan perasaan campur aduk ketika akan berpindah. Semua hasil pencapaian tersebut, tidak pernah lepas dari segala bantuan serta berkat dari Tuhan Yesus.

Sebuah hunian, baik besar maupun kecil hendaknya memang selalu kita syukuri. Tuhan memberikan berkat sesuai dengan kebutuhan kita. Jadi saat kita bisa memiliki tempat tinggal untuk bernaung. itu sudah lebih dari cukup.

Seperti yang kerap diutarakan oleh para pendahulu kita, rumah adalah pertahanan terakhir, jadi kita harus merawat rumah dengan baik. Hal itu memang benar, sebab sebagian besar masalah di hidup kita terasa terhapus jika kita sudah bisa memiliki rumah sendiri.

Baca juga: 25+ Doa Ucapan Syukur Rumah Baru Kristen Terbaik 2023

Renungan Kristen Tentang Rumah Baru Terbaik 2023

ilustrasi rumah baru
ilustrasi rumah baru, sumber gambar: pexels.com

Sukacita bisa datang dari mana saja, termasuk saat sudah bisa mewujudkan impian dengan mendirikan rumah baru. Dalam sukacita tersebut. kita juga tidak boleh lupa bahwa ada peran Tuhan di dalam memberikan kita berkat sehingga impian tersebut bisa tercapai.

Mempunyai rumah baru pastinya sangat membahagiakan. Tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga keluarga, kerabat, hingga teman-teman terdekat. Supaya lebih memaknai momen berpindah ini, pahami renungan kristen tentang menempati rumah baru terbaru 2023 berikut.

Judul 1: Sebagai Tempat Ibadah Keluarga

Sebagai keluarga Kristen, tiap hari kita harus membangun mezbah keluarga bersama dengan seisi rumah kita. Ibadah bukan hanya saat di gereja saja, tetapi ibadah yang diadakan di rumah malah lebih dibutuhkan. Sebab ibadah dengan keluarga inti lebih dapat menjangkau keperluan setiap anggota keluarga.

Saat kita mempunyai rumah baru, kita dapat lebih fokus dalam membangun mezbah keluarga karena satu masalah tentang tempat tinggal sudah berkurang. Kita perlu bersyukur tentang hal ini dan bisa memulai untuk merancangkan hal lain yang lebih besar demi kemuliaan nama Tuhan.

Judul 2: Rumah adalah Tempat Berkumpulnya Keluarga

Rumah sebagai bangunan dan rumah sebagai suasana memang berbeda. Ada banyak orang yang memiliki rumah lebih dari cukup untuk ditinggali, namun tetap merasa tidak nyaman dan ingin tetap ada di luar rumah. Hal ini dikarenakan tidak ada suasana kekeluargaan yang ada di dalam rumah tersebut.

Padahal seharusnya, rumah adalah tempat paling nyaman. Tempat kita bisa menjadi diri sendiri dan tempat kita berkumpul sebagai satu keluarga dan saling menguatkan. Maka, saat kita memiliki rumah baru, kita tidak boleh hanya fokus pada upaya menghiasnya agar estetik tetapi juga untuk menghidupkan suasana di dalamnya.

Judul 3: Cerminan Perlindungan Tuhan

Ketika kita memiliki atap untuk berlindung, saat itu juga kita pasti merasa aman karena terjaga. Begitulah Tuhan menjagai hidup kita. Dia ingin kita dapat melakukan aktivitas dengan baik dan selalu dalam pemeliharaan Tuhan. Maka serahkan segala yang ada di dalam rumah kepada Tuhan, biar Dia yang menjagai dan menguduskan.

Saat Tuhan menjagai kita, maka upaya negatif dari si jahat maupun dari orang lain yang tidak menyukai kita tidak akan bisa sampai ke dalam rumah. Mintalah Tuhan senantiasa bertahta atas rumah kita, sehingga rumah kita bisa menjadi tempat berkumpulnya berkat yang bisa kita salurkan untuk orang lain.

Baca juga: 5 Doa Menempati Rumah Baru Kristen

Judul 4: Renungan Tentang Rumah Baru yang Nyaman

Sebesar apapun rumah yang kita miliki, maka tidak akan terasa nyaman jika kita tidak bisa menciptakan suasana damai. Hal ini bukan cuma perkara interior belaka, tetapi juga keharmonisan yang diciptakan oleh semua anggota keluarga.

Memiliki rumah, baik besar maupun kecil adalah sebuah anugerah. Tuhan menginginkan anak-anakNya untuk bisa hidup nyaman dan Dia mengaruniakan berkat melimpah kepada mereka yang mau berusaha. Sebab itu, saat kita memiliki rumah baru, satu hal yang perlu kita lakukan adalah mendoakan seluruh isi rumah. Biar Tuhan yang menyucikan dan memberikan perlindungan, supaya kita merasa nyaman dan dapat bertumbuh dengan baik di rumah tersebut.

Kita yang sudah memiliki rumah baru memang harusnya bersyukur mengingat masih banyak orang di luar sana yang kesulitan mendapatkan atap untuk berteduh. Salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur adalah dengan merawat rumah dengan baik.

Selain itu, kita juga perlu mengundang Tuhan untuk selalu ada di dalam rumah kita. Hadirat Tuhan di dalam rumah akan membuat kita selalu merasa nyaman dan juga damai. Hal inilah yang membuat seisi rumah menjadi lebih akrab dan menciptakan suasana kekeluargaan yang kental.

Judul 5: Tuhan Sebagai Pondasi

“Setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan melakukannya, ia sama dengan orang yang bijaksana, yang mendirikan rumahnya diatas batu. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, tetapi rumah itu tidak rubuh sebab didirikan di atas batu.” (Matius 7:24-25)

Dalam membangun sebuah rumah, pondasi merupakan hal yang sangat penting. Pondasi adalah hal yang dasar dari sebuah bangunan yang berfungsi sebagai kaki. Semua beban bangunan ditopang olehnya. Untuk itu, rumah yang baik harus memiliki pondasi kokoh dan kuat. Banyak rumah yang terlihat bagus, namun memiliki pondasi yang jelek sehingga mudah roboh, begitu pula sebaliknya.

Selain memperbarui kediaman, kita juga harus memperbarui rumah rohani. Kita harus menjadikan Tuhan sebagai pondasi dasar diri kita, kemudian dilanjutkan dalam keluarga atau rumah tangga. Ketika Tuhan sudah menjadi pondasi dasar kita, mau badai sekalipun, iman kita tetap berpegang teguh kepada-Nya. Seperti kita mendirikan rumah di atas batu.

“Tetapi setiap orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh, yang mendirikan rumahnya di atas pasir. Kemudian turunlah hujan dan datanglah banjir, lalu angin melanda rumah itu, sehingga rubuhlah rumah itu dan hebatlah kerusakannya.” (Matius 7:26-27)

Ketika kita tidak melakukan apa yang diperintahkan Tuhan, itu sama saja kita mendirikan rumah di pasir. Ketika ada banjir dan angin dalam kehidupan, iman kita akan goyah dan berpaling daripada Tuhan.

Ketika seisi rumah sudah menjadikan Tuhan sebagai pondasi, maka rumah yang kita tinggali pun akan berlimpah berkat yang tak terhingga, ada malaikat Tuhan menjaga rumah itu. Oleh sebab itu memang harus bisa membangun pondasi yang kokoh dan kuat di dalam diri.

Judul 6: Rumah yang Diberkati

1. Petrus 5:8

“Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.”

Ayat diatas menyatakan Maka kamu harus sadar kemudian berhati-hati terhadap lawanmu yaitu iblis, mereka akan berjalan di sekeliling kamu seperti singa yang mengaum dan mencari orang yang akan dimangsanya.

Ada satu kisah di australia, pemilik rumah baru kembali setelah berlibur kemudian dia menemukan rumahnya dirusak orang. Ada juga rumah sewa yang dirusak penyewanya maka kamu harus berhati-hati. Rumah yang kosong seperti itu akan mengundang orang yang tidak bertanggung jawab, dalam Alkitab disebut rumah kita adalah rumah tuhan maka rawat dengan baik sebab ada darah kristus di dalamnya.

2. 1 Korintus 16: 9

“sebab di sini banyak kesempatan bagiku untuk mengerjakan pekerjaan yang besar dan penting, sekalipun ada banyak penentang.”

Pada ayat diatas dijelaskan Apakah kamu tidak tau jika tubuhmu merupakan roh yang diam di dalamnya, roh kudus itu bersumber dari allah dan kamu bukan pemilik asli dari tubuhmu sendiri ? Karena kamu sudah dibeli lunas, sebab dari itu muliakan lah tuhan melalui tubuhmu itu.

Karena ada darah kristus yang mengalir didalam tubuh kita maka dari itu kita harus menghargai apa yang ada dalam diri kita. Sama seperti rumah tempat kita tinggal sebab rumah kita adalah rumah allah, semua bait kitab suci didalamnya juga didiami allah.

3. Matius 12: 43

“Apabila roh jahat keluar dari manusia, ia pun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian. Tetapi ia tidak mendapatnya.”

Ayat diatas menjelaskan Jika ada roh jahat yang keluar dari manusia, ia akan berkelana ke tempat gersang dan mencari tempat berhenti. Tapi dia tidak mendapatkan hal itu.

Ketika seseorang bertobat maka ia seolah seperti rumah yang telah dibersihkan dari segala kerusakan. Dan rumah yang lama itu akan didiami oleh sosok iblis yang akan berbuat kerusakan kapanpun sewaktu-waktu, maka roh kudus bekerja dalam hal ini.

Semua rumah pasti memiliki kisahnya masing-masing, bahan bangunannya, arsiteknya, pembangunanya mungkin orang lain dapat menuliskannya. Namun yang paling penting bagaimana isi di dalam rumah itu bagaimana kita membangun hubungan baik dengan istri, anak, orang tua, mertua, tetangga, pembantu dan juga diri kita sendiri.

4. Yosua 24: 15

“Tetapi jika kamu anggap tidak baik untuk beribadah kepada TUHAN, pilihlah pada hari ini kepada siapa kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu beribadah di seberang sungai Efrat, atau allah orang Amori yang negerinya kamu diami ini. Tetapi aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN!”

Disebutkan dalam ayat diatas Sebab kita sebagai umat tuhan harus senantiasa memasuki rumah yang baru yang disebut kanaan. Sama seperti rumah baru itu tuhan akan menuliskan kisah mereka masing-masing, sehingga kehidupan kita bisa saja berubah. Maka kamu harus bisa memilih hari yang baik ketika akan pindah rumah, kepada siapa juga kamu akan beribadah dan taat. Sebab ini sangat jelas jika hal tersebut akan menentukan nasib kita kedepannya, jadi sebelum pindah kita harus tahu seluk beluk rumah itu terlebih dahulu.

Karena kita sebagai manusia mungkin akan terus meneruskan langkah kita dan menuliskan kisah rumah kita sebagaimana mestinya, hal ini sudah merupakan ketentuan yang tak bisa dihindari. Maka pertanyaanya yaitu kisah apa yang akan kita tulis sebagai penulis ? Dan kisah yang membuat pembacanya dapat terharu dan hanyut dalam derai air mata. Atau mungkin sebuah kisah yang penuh dengan amarah dan menunjukan sebuah keegoisan dan membuat seseorang yang membacanya akan mengerutkan keningnya bahkan hingga menggertakan giginya? Maka itu kita tinggal pilih mau kisah yang mana.

Sebab hidup ini adalah pilihan, dan pilihan itu akan menentukan kisah kita kedepannya akan seperti apa. Maka jalani setiap kehidupan ini dengan penuh rasa syukur dan jalani dengan penuh rasa bahagia. Maka sebelum menempati rumah baru kita harus mengadakan syukuran, agar ketika kita menempati rumah itu tidak akan ada gangguan. Rumah ibarat kan tubuh jadi harus dipersiapkan dengan baik. 

Baca juga: 2 Renungan Rohani Kristen Tentang Lingkungan Hidup

Menempati rumah baru harus mempersiapkan segala hal. Salah satunya ialah membuat hunian nyaman serta jauh dari gangguan roh-roh jahat. Selain itu, rasa syukur atas nikmat berkat mempunyai pencapaian besar harus terus Anda panjatkan.

Dengan memahami renungan rohani kristen tentang menempati rumah baru ini, semoga senantiasa membuat kita sebagai umat Kristen percaya tidak pernah melupakan Tuhan Yesus. Salah satu bentuk memberikan kenyamanan, ialah melakukan pemberkatan sehingga mampu menghilangkan penghuni berupa makhluk jahat.

Irwin Day

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

error: Konten dilindungi !!