21+ Contoh Wangsalan Lengkap dengan Jenis dan Fungsinya !

Contoh Wangsalan Terbaik dan Terbaru 2023 – Hari ini kita akan membahas contoh wangsalan secara singkat yang sudah kalian pelajari di sekolah menengah pertama kita akan membahasnya secara singkat dan jelas agar kalian mudah memahaminya. Sehingga kami berharap kumpulan contoh wangsalan di bawah dapat memberikan kamu inspirasi untuk membuat wangsalan sendiri.

Dalam pelajaran bahasa Jawa, mungkin banyak di kenal istilah-istilah asing. Apalagi bagi Anda yang mungkin kurang mengenal tentang berbagai kaidah bahasa tersebut. Bahkan dalam bahasa Jawa pun dikenal dengan adanya istilah aksara Jawa yang merupakan penulisan dengan huruf khusus tanpa menggunakan abjad. Selain itu pun ada juga yang disebut dengan wangsalan.

Wangsalan sendiri merupakan salah satu aspek penting dalam bahasa Jawa yang harus di pahami dan dipelajari. Hanya saja, mungkin tidak sedikit masyarakat yang kurang memahaminya secara lebih rinci, termasuk orang jawa sendiri. Nah, jika Anda belum banyak mengenal tentangnya, jangan khawatir karena di bawah ini ada berbagai informasi penting terkait wangsalan yang bisa di simak.

Berikut penjelasan lengkap seputar wangsalan. Mulai dari Pengertian wangsalan, fungsi wangsalan, contoh wangsalan tunggal, contoh wangsalan rangkap, contoh wangsalan lamba, contoh wangsalan memet, contoh wangsalan biasa, dll.

Baca juga: Contoh Laporan PKL (Praktek Kerja Lapangan)

PENGERTIAN WANGSALAN

pengertian wangsalan
pengertian wangsalan, sumber gambar: pexels.com

Sebelum mengenal lebih jauh tentang wangsalan, termasuk berbagai jenis dan contohnya, di sini Anda perlu mengenal apa itu wangsalan baik dalam bahasa Jawa maupun dalam bahasa Indonesia. Wangsalan ini merupakan sebuah istilah yang merujuk pada formula singkat yang berkaitan dengan suatu hal. Bentuk formula ini pun secara fonologis saling bertalian maksudnya.

Dalam hal ini hubungan yang terdapat secara fonologis dalam wangsalan di dapat ketika kedua maknanya memang saling dihubungkan. Mungkin beberapa penjelasan tersebut cukup membingungkan bagi Anda. Namun, jangan khawatir karena setelah mengenal lebih dalam mengenai berbagai contoh dan bentuk wangsalan, Anda pun akan memahaminya secara lebih baik.

Salah satu contoh wangsalan singkat di sini adalah kalimat jenang sela, wader kali sesonderan. Arti dari kalimat ini tidak lain adalah maafkan jika ada kesalahan saya. Sebenarnya secara bahasa mungkin tidak ada hubungan antara wangsalan dan maknanya tersebut. Namun, setelah di hubungkan pada akhirnya bisa di pahami bahwa maknanya memang merujuk pada minta maaf.

Dalam hal ini tentu saja masih banyak sekali contoh lain dari wangsalan yang bisa Anda pelajari lebih dalam. Bahkan tidak hanya contohnya, wangsalan pun terdapat dalam berbagai jenis yang juga harus Anda ketahui lebih dalam nantinya. Namun, sebelum itu, terlebih dahulu Anda harus mengenal dan memahami tentang bagaimana bentuk wangsalan sendiri sehingga lebih runtut pemahamannya.

BENTUK WANGSALAN

bentuk wangsalan
bentuk wangsalan, sumber gambar: pexels.com

Dalam mempelajari bentuk wangsalan, bisa di katakan ini hanya sebuah teori. Namun, tentu saja teori ini tidak dapat disimpulkan sebagai teori belaka karena adanya teori dan wangsalan lebih dahulu wangsalannya. Jadi, teori akan bentuk wangsalan pun muncul setelah diteliti secara mendalam tentang berbagai wangsalan yang ditemui sendiri.

Dalam hal ini, jika diperhatikan dari sebuah wangsalan yang ada, bisa disebutkan bahwa seluruhnya memang menggunakan bentuk frasa nomina atributif. Sedangkan dalam kaidah frasa nomina atributif sendiri, ada yang disebut sebagai unsur pusat berupa nomina, dan ada satu atau beberapa unsur lain yang berperan sebagai atribut saja sebagaimana dalam wangsalan.

Berbicara lebih jauh mengenai bentuk wangsalan sebagai frasa nomina atributif, perlu diketahui bahwasanya bentuk ini bisa dibedakan menjadi dua. Yang pertama adalah frasa nomina dimana atributnya berfungsi sebagai pembatas saja. Dan yang kedua adalah farse nomina atributif yang mana atributnya memiliki fungsi sebagai penjelas atau penjelas terhadap nominanya.

Setelah di lihat lebih jauh lagi dari seluruh wangsalan yang ada, perlu diketahui bahwa bentuk wangsalan ini yang paling panjang hanya terdiri dari 4 kata saja. Selain itu, ada yang berjumlah 3 kata saja. Sedangkan sisa dari keduanya, seluruhnya bentuk wangsalan terdiri dari 2 kata. Sehingga bisa disebutkan bahwa jumlah penyusun kata wangsalan pun memang pendek-pendek.

Selain jumlah katanya, bentuk wangsalan ini bisa juga diamati dari bentuk suku kata yang digunakan. Dalam hal ini bentuk suku kata dalam wangsalan pun hampir sama seluruhnya atau memang sudah teratur. Bagaimana tidak, dalam hal ini untuk setiap katanya selalu hanya ada dua suku kata. Karena itulah ada 4 suku kata untuk wangsalan dengan dua kata.

Sedangkan wangsalan dengan 4 kata, maka akan menggunakan 8 suku kata. Dan jumlah ini bisa disebut sebagai yang terbanyak dalam rata-rata. Akan tetapi, perlu diketahui pula bahwa ada dua wangsalan yang hadirnya selalu bersama dan terbentuk dari 12 suku kata. Dalam hal ini secara khusus, gabungan tersebut bisa dikatakan sebagai jumlah yang paling panjang dari lainnya.

Wangsalan juga merupakan sebuah karya menarik dalam bahasa jawa karena cukup mirip dengan yang namanya pantun. Masih berkaitan dengan bentuknya, ternyata wangsalan paling tidak memiliki kesamaan berupa akhir kata yang bunyinya sama. Hal ini tentu saja cukup menarik. Selain itu, dalam penerapannya pun ada banyak wangsalan yang menggunakan majas dan sejenisnya.

JENIS-JENIS WANGSALAN

jenis-jenis wangsalan
jenis-jenis wangsalan, sumber gambar: pexels.com

Selanjutnya, yang juga tidak kalah penting dari pembahasan mengenai wangsalan ini adalah mengenal jenis-jenisnya. Kali ini akan dibahas secara ringkas mengenai pembagian wangsalan sendiri. Sedangkan kategori jenis wangsalan disini terbagi dalam dua kategori. ketiga kategori ini merupakan pembagian wangsalan dari pembentukan, cara pemaknaan dan situasi pemakaian.

Masing-masing dari kriteria yang telah di sebutkan di atas tentu saja akan dibagi lagi dalam beberapa bagian. Di mulai dari pembagian wangsalan berdasarkan pembentukannya, bisa dijumpai dua jenis, yakni wangsalan tunggal dan wangsalan rangkap. Untuk keduanya, tentu saja dilihat dari namanya saja sudah bisa ditebak bagaimana maksud dari masing-masing jenis wangsalan tersebut.

Kategori yang kedua adalah contoh wangsalan yang dilihat dari segi cara pemaknaannya. Dalam hal ini sebenarnya lebih cenderung pada aspek berapa kali pemaknaan atau berapa tahap cara pemaknaannya. Sedangkan kedua jenis ini memiliki nama wangsalan lamba dan wangsalan memet dengan pengertiannya serta contoh secara khususnya masing-masing yang akan dibahas berikutnya.

Nah, untuk kategori yang terakhir, dalam hal ini ada dua jenis wangsalan juga yang dibagi berdasarkan bagaimana situasi dalam pemakaiannya. Untuk kedua jenis tersebut yang pertama adalah wangsalan biasa dan yang kedua adalah wangsalan literer. Sebagaimana beberapa jenis sebelumnya, kedua wangsalan ini pun akan di jelaskan dengan contoh yang lebih spesifik di bawah.

Baca juga: Puisi Cinta

CONTOH WANGSALAN

contoh wangsalan
contoh wangsalan, sumber gambar: pexels.com

CONTOH WANGSALAN TUNGGAL

Sebagaimana telah dijelaskan, wangsalan tunggal merupakan jenis wangsalan yang berasal dari pembagian berdasarkan bentuknya. Dalam hal ini, sesuai dengan namanya, wangsalan tunggal tersebut merupakan wangsalan yang bentuknya sederhana saja. Dan secara lebih spesifik, wangsalan tunggal ini bisa dikatakan sebagai wangsalan yang hanya terdiri dari satu bagian.

Sedangkan untuk contoh dari wangsalan yang satu ini tentu saja begitu banyak sekali ditemui. Diantaranya adalah seperti frase janur gunung. Wangsalan ini berarti daun kelapa gunung yang merujuk pada aren. Aren pun dimaknai sebagai kadingaren yang dalam bahasa Indonesia biasa disebut tumben. Selain contoh ini wangsalan nyaron bambu dan wader bungkuk juga sejenis.

Untuk penjelasannya secara lebih rinci, nyaron bambu di sini memiliki makna sejenis gamelan yang berasal dari bambu. Dalam hal ini merujuk pada angklung Dengan maksud cengklungan yang artinya lama sekali. Sedangkan wader bungkuk, jika di analisa merujuk pada makna sejenis ikan bongkok dengan maksud urang dan di artikan sebagai makna yang lebih jelas sebagai kurang.

CONTOH WANGSALAN RANGKAP

Jika sebelumnya telah dibahas dan dicontohkan wangsalan tunggal, kini saatnya mempelajari tentang wangsalan rangkap. Wangsalan rangkap ini berbeda dari wangsalan tunggal yang hanya terdiri dari satu bentuk. Untuk wangsalan rangkap terdiri dari dua bagian. Hal ini berhubungan dengan bentuk wangsalan yang suku katanya berjumlah 12 dimana hal itu telah dibahas sebelumnya.

Sebelumnya telah disebutkan bahwa ada 2 wangsalan saja dalam bentuk seperti ini. Nah, salah satunya adalah carang wreksa, wreksa wilis tanpa patra. Maksud dari wangsalan ini dalam bahasa Jawa diartikan dengan kalimat ora gampang urip ning ngalam dunyo. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, artinya adalah tidak gampang hidup di dunia.

CONTOH WANGSALAN LAMBA

Selanjutnya, masuk pada ranah wangsalan dengan pembagian berdasarkan cara pemaknaannya. Jenis pertama dari kategori ini adalah wangsalan lamba. Wangsalan ini bisa dipahami sebagai salah satu jenis wangsalan yang mana proses pemaknaannya cukup dilakukan satu kali saja dan tidak perlu secara bertahap.

Salah satu contoh dari jenis wangsalan ini adalah kalimat wong kok menthil kacang. Jika di artikan dalam bahasa Indonesia secara bahasa, bisa dipahami dengan kalimat orang kok seperti buah kacang muda. Namun, jika di tafsirkan, penthil kacang atau kacang muda ini acuan maknanya seperti kata mbesengut atau dalam bahasa Indonesianya adalah cemberut.

CONTOH WANGSALAN MEMET

Lain lagi dari jenis wangsalan lamba, kali ini wangsalan mamat adalah jenis sebaliknya. Jika wangsalan lamba cukup ditafsirkan satu kali saja, maka wangsalan lamba ini perlu tahapan dalam cara pemaknaannya. Dalam hal ini ada cukup banyak contoh yang bisa dipelajari. Sedangkan untuk sekedar pemahaman, bisa menggunakan contoh wangsalan uler kembang.

Dalam sekilas mungkin bisa dilihat bahwa wangsalan ini hanya terdiri dari dua kata simpel. Namun, untuk maknanya perlu diteliti secara lebih mendalam karena maksudnya adalah pelan-pelan. Untuk mencapai makna tersebut, maka uler kembang harus dipahami sebagai lintah yang bunyinya sama dengan sak titahe. Sak titahe inilah yang memiliki makna tidak memaksakan diri.

Dalam hal ini bisa dipahami bahwasanya kata tidak memaksakan diri berarti tidak tergesa-gesa pula. Dengan begitu bisa jelas bahwa uler kembang memang memiliki makna dalam bahasa Jawa alon-alon dimana dalam bahasa Indonesianya memiliki arti pelan-pelan. Memang cara pemaknaan ini agak sulit, tapi juga tetap harus di pahami.

CONTOH WANGSALAN BIASA

Memasuki pada pembahasan contoh dari kriteria terakhir, kali ini adalah salah satu jenis wangsalan berdasarkan situasi pemakaiannya. Sedangkan untuk yang pertama merujuk pada jenis wangsalan biasa. Wangsalan yang satu ini merupakan jenis yang biasa digunakan dalam pemakaian bahasa masyarakat sehari-harinya. Jadi, bisa juga dikatakan tidak cukup istimewa dalam situasi ini.

Sedangkan contohnya tentu saja sangatlah banyak. Diantaranya seperti wangsalan njanur gunung dengan maksud tumben sebagaimana yang telah dijabarkan sebelumnya. Selain itu, contoh wangsalan biasa lainnya adalah jenang gula yang juga memiliki maksud tertentu di mana maknanya merujuk pada arti lupa.

Nah, asal muasal jenang gula bisa menjadi lupa ini adalah dengan memaknainya sebagai gulali. Gulali sendiri merupakan kata lain dari kembang gula. Sedangkan dalam kata gulali, dua suku kata di belakangnya berbunyi lali. Dari sinilah di dapatkan makna kembang gula adalah lali yang mana dalam bahasa Indonesia disebut dengan kata lupa.

CONTOH WANGSALAN LITERER

Jika sebelumnya disebutkan bahwa wangsalan biasa adalah yang lazim digunakan dalam kehidupan sehari-hari, maka wangsalan literer adalah sebaliknya. Dalam hal ini wangsalan literer merupakan wangsalan yang tidak biasa untuk bahasa sehari-hari, namun lazimnya digunakan pada karya sastra. Alasannya adalah karena wangsalan literer sendiri memiliki makna yang indah-indah.

Salah satu contoh dari wangsalan yang satu ini adalah wohing tanjung, becik njunjung bapa biyung. Artinya adalah, lebih baik memuliakan bapak dan ibu. Dari susunan kata dalam wangsalan tersebut, tentu saja sudah bisa dilihat bahwa memang diksinya begitu menarik. kesan sastra di dalamnya pun tidak bisa di elak lagi sehingga pantas saja jika lazim digunakan dalam sebuah karya sastra.

Baca juga: Pantun Sumpah Pemuda

FUNGSI KOMUNIKATIF WANGSALAN

fungsi komunikatif wangsalan
fungsi komunikatif wangsalan, sumber gambar: pexels.com

Dalam hal ini perlu diketahui bahwa wangsalan tidak hanya ada begitu saja tanpa adanya fungsi tersendiri. Bahkan, dari beberapa contoh yang sudah disajikan dapat diketahui bahwa sebenarnya setiap wangsalan ini memiliki fungsi komunikatif tersendiri. Dan hal ini perlu disadari sehingga bisa lebih mencintai apa yang dimiliki dalam budaya lokal Jawa.

Selanjutnya, berbicara lebih dalam mengenai fungsi wangsalan, sebenarnya fungsi tersebut bisa di bagi menjadi beberapa. Diantaranya adalah 3 fungsi penting. Yang pertama adalah fungsi representatif. Yang kedua adalah fungsi ekspresif dan yang ketiga adalah fungsi direktif. Sedangkan fungsi-fungsi tersebut, bisa disesuaikan dengan ungkapan sekaligus penggunaannya.

Untuk penjelasannya secara lebih dalam, fungsi representatif bisa dimaksudkan sebagai fungsi untuk mengungkapkan atau menanyakan sesuatu. Sedangkan untuk fungsi ekspresif merupakan sebuah fungsi untuk mengungkapkan sebuah perasaan seseorang. Dan yang terakhir, untuk fungsi direktif merupakan fungsi untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu.


Wangsalan sendiri menjadi aspek penting dalam bahasa Jawa yang harus dipahami, namun sayangnya masih banyak orang belum mengetahui dan memahaminya sehingga lama kelamaan budaya ini pun pudar dan luntur termakan waktu.

Itulah tadi contoh wangsalan terbaru 2023 dalam berbagai jenis dimana penting untuk diketahui, khususnya orang Jawa. Mengingat bahwa karya ini termasuk ke dalam budaya jawa sehingga harus ikut dilestarikan.

Irwin Day

Lahir seorang besar dan tenggelam beratus ribu. Keduanya harus dicatet, keduanya dapat tempat - "Catetan Th. 1946" - Chairil Anwar

Tinggalkan komentar

error: Konten dilindungi !!